Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai

KERAJAAN SAMUDRA PASAI

Oleh : Ade Syaripudin

A. Latar Belakang Masalah

Masuknya Islam ke Indonesia hingga kini tidak diketahui waktunya dengan pasti. Akan tetapi ada beberapa pendapat yang umumnya diterima sebagai pijakan untuk penelusuran sejarah Agama Islam di Indonesia. Pendapat pertama mengatakan bahwa kedatangan agama islam terjadi pada abad pertama Hijriah atau sekitar abad ke-7 M. Pendapat kedua menyatakan bahwa agama Islam masuk ke I
ndonesia pada abad ke-13 M. Yang didasarkan pada munculnya Kerajaan Samudra Pasai yang bercorak Islam. Walaupun ada perbedaan pendapat terkait penetapan waktu kedatangannya tetapi para ahli bersepakat bahwa pengruh Islam pertama kali muncul di Pulau Sumatra'. Sementara itu pendapat ketiga bahwa di kurun-kurun ketiga dan ke empat H, dizaman keemasan Daulah Bani Abasiyah di Bagdad sudah banyak pelajar dan pengembara bangsa Arab itu memperkatakan Pulau Sumatra ketika mereka membicarakan suatu kerajaan Budha yang dikenal dalam kitab-kitab mereka dengan nama "Syarbazah” atau Kerajaan Sriwijaya yang terletak di Palembang”. Lebih jauh pendapat ini membahas bahwa zaman pemerintahan Yazid bin Muawiyah khalifah bani unayah yang ke-2, telah didapat sekelompok keluarga orang Arab di Pesisir Barat Pulau Sumatra. Artinya sebelum habis 100 tahun Nabi Muhammad wafat?.


Pulau Sumatra bagian Utara pada abad ke-7 M adalah salah satu pusat perdagangan rempah-rempah yang ramai, hal ini mengundang para pedagang untuk berlabuh di daerah tersebut. Letak pelabuhan yang berada di ujung utara Pulau Sumatra menjadi posisi strategis untuk menunggu datangnya angin musim dari Timur Laut yang menuju ke Barat. Sambil menunggu pergantian musim inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk proses pengislaman (islamisasi) diwilayah tersebut. Islamisasi dilakukan dengan beberapa cara diantaranya, perdagangan, perkawinan, pendidikan, tasawuf, kesenian dll. Mula-mula hanya sekelompok orang kemudian berkembang menjadi sebuah perkampungan, desa dan sebuah kerajaan.

Ada beberapa faktor penyebab Agama Islam dapat berkembang dengan cepat diantaranya, Agama Islam sangat mudah untuk dianut, di Agama Islam tidak mengenal pembagian masyarakat berdasarkan kasta, disebarkan dengan santun, upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana dll.

B. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas ada proses yang lama dan memerlukan waktu yang cukup panjang untuk membentuk sebuah pemerintahan atau kerajaan yang bercorak Islam di Pulau sumatra. Dengan demikian penulis membatasi mekalah ini hanya kepada: Bagaimana proses masuk dan terbentuknya Kerajaan Islam Samudra Pasai di Indonesia.

C. Pembahasan
Diwaktu kerajaan Majapahit mulai tumbuh (1292 – 1309 M), kerajaan Hindu jawa yang terakhir dalam kemegahannya, maka di Pasai-Samudra, di Sumatra sebelah Utara (Aceh) telah mulai pula timbul kerajaan Islam yang Pertama di Indonesia. Hal ini dapat diterima oleh semua kalangan karena baiiwasannya di abad pertama dari Islam atau abad ke-7 M orang Arab telah datang ke tanah Jawa pada tahun 674 - 675 M, dan telah mendirikan kampung di Pantai Sumara Barat pada tahun 684 M. Yang pertama pada zaman pemerintahan Khalifah Muawiyah bin Abu Supyan, dan yang kedua pada zaman pemerintahan Abdul Malik bin Marwan khalifah yang ke-5.5 Mereka yang hidup menetap tersebut berasal dari saudagar-saudagar Arab, Parsi, Gujarat dan Malabar. Kehidupan mereka lebih baik dari kehidupan penduduk asli, cuman mereka belum sanggup mendirikan sebuah kerajaan. Selanjutnya seirig berjalannya waktu, pemeluk islam di Indonesia makin bertambah, oleh karena itu mereka mulai mendirikan sebuah kerajaan dan menerapkan sebuah pemerintahan yang islami.

Kerajaan Samudra Pasai didirikan pada abad ke-11 M, oleh Meurah Khair. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Penguasa Kerajaan Samudra Pasai terdiri atas dua dinasti. Dinasti pertama Dinasti Meurah Khair, adalah pendiri dan sekaligus seorang raja pertama. Ia bergelar Maharaja Mahmud Syah (1042 - 1078 M), kemudian diteruskan oleh Maharaja Mansyur Syah (1078 - 1133 M), lalu dilanjutkan oleh Maharaja Giyasuddin Syah (1133 - 1155 M), raja berikutnya bernama Meurah Noe yang bergelar Nuruddin (1155 - 1210 M). Raja ini dikenal dengan sebutan Tengku Samudra atau Sultan Nazimuddin al-Kamil.? Dinasti kedua Dinasti Meurah Silu, Meurah Silu bergelar Sultan Malik as-Saleh (1285 - 1297 M). Dalam Hikayat Rajaraja Pasai, Merah Selu adalah putera iveurah Gajah. Nama Meurah merupakan gelar bangsawan yang di Sumatra Utara. Dari hikayat ini terdapat petunjuk bahwa tempat pertama sebagai pusat Kerajaan Samudra Pasai adalah Muara Sungai Pcusangan, sebuah sungai yang cukup panjang dan lebar di sepanjang jalur pantai yang memudahkan perahu-perahu dan kapal-kapal unutk melaluinya kepedalaman begitu pula arah sebaliknya. Ada dua kota yang terletak berseberangan di muara suangai Peusangan yaitu Pasai dan Samudra.

la menikah dengan Ganggang Sari, seorang putri dari kerajaan Islam Peureulak. Sultan Malikussaleh adalah salah seorang keturunan kerajaan itu yang menaklukkan beberapa kerajaan kecil dan mendirikan Kerajaan Samudera pada tahun 1270 Masehi. Kejayaan Samudera Pasai yang berada di daerah Samudera Geudong, Aceh Utara, diawali dengan penyatuan sejumiah kerajaan kecil di daerah Peurelak, seperti Rimba Jreum dan Seumerlang, berkat kepemimpinannya yang menonjol sehingga ia menempatkan dirinya menjadi raja. Dari pernikahan itu, lahirlah dua putranya yang bernama Malikul Dhahir dan Malikul Mansyur. Setelah keduanya beranjak dewasa, Malikussaleh menyerahkan takhta kepada anak sulungnya Malikul Dhahir (1297 - 1326 M). Ia mendirikan kerajaan baru bernama Pasai. Ketika Malikussaleh mangkat, Malikul Dhahir menggabungkan kedua kerajaan itu menjadi Samudera Pasai. Setelah itu tahta dipegang oleh Sultan Mahmud Malik Zahir (1326-1345 M), Sultan Mansur Malik Zahir (1345 - 1346 ivi), Sultan Ahmad Malik Zohir (1346 – 1383 M), dan terakhir Sultan Zainal Abidin (1383 – 1403 M).

Pada masa pemerintahan Sulatan Zainal Abidin kekuatan kerajaan meliputi Daerah Semenanjung Malaya. Sultan Zainal Abidin sangat aktif menyebarkan pengaruh Islam ke Pulau Jawa dan Sulawesi dengan mengirim ahli-ahli dakwah seperti Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak.10 Tidak hanya itu Kerajaan Samudra Pasai ketika itu merupakan pusat studi Agama Islam dan tempat berkumpul ulama-ulama dari berbagai untuk berdiskusi berbagai masalah keagamaan dan keduniaan negeri Islam

Dalam kehidupan perekonomiannya, kerajaan Samudra Pasai ini tidak mempunai basis agraris. Sebagai negara maritim basis perekonomiannya adalah
perdagangan dan pelayaran. Pengawasan terhadap perdagangan dan pelayaran itu merupakan sendi-sendi kekuasaan yang memungkinkan kerajaan memperoleh penghasilan pajak yang besar. Ditinjau dari segi geografis dan sosial ekonomi, kerajaan ini menjadi daerah yang sangat penting sebagai penghubung antara pusat-pusat perdagangan yang terdapat di kepulauan Indonesia, India, Cina dan Arab. Dengan adanya mata uang ini membuktikan bahwa kerajaan ini pada saat itu merupakan kerajaan yang makmur. 12

D. Kesimpulan
Dari uraian di atass dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Islam masuk ke samudra pasai melalui jalur perdagangan, yang dibawa oleh para saudagar arab.
2. Kerajaan Samudra Pasai didirikan pada abad ke-11 M, oleh dua dinasti yaitu, pertama dinasti Meurah Khair dan Meurah Selu.
3. Kerajaan Samudra Pasai, hasil dari penggabungan dua kerajaan kecil yaitu kerajaan Samudra dan Kerajaan Pasai.

E. Daftar Pustaka
1. Prof. Dr. Hamka. 1994. Sejarah Umat Islam (edisi baru), Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD.
2. H. Darsono dan T. Ibrahim, 2009. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
3. Yatim, Badri M.A, 1994. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Raja Grafika Persada.
4. Syalabi, Ahmad. 1987. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Pustaka Al-Husna.
5. Zuhri, Saifuddin. 1978. Sejarah Kebudayaan Islam dan Perkembangannya di Indonesia. Bandung : Maarif.
6. Undhan Internet
7. Badri Ytim, MA, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta 1994, hal. 207
Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Berdirinya Dinasti Abbasiyah



Penggas pertama berdirinya Dinasti Abbasiyah adalah Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Abdil Manaf bin Hasyim. Nama Abbasiyah berasal dari kata Abbas dan Abbas itu nama dari keturunan Bani Hasyim, pamannya Nabi Muhammad SAW. Hasyim merupakan tokoh besar yang pertama-tama menggariskan kebijaksanaan mengirimlan kafilah dagang Mekkah ke utara pada musim panas dan ke selatan pada musim dingin. Dari keturunan Hasyim itulah lahir keluarga Abbas yang di sebut Abbasiyah dan keluarga Ali yang disebut Alawiyin. ( Ja’far Amir: Sejarah Khulafaur Rosyidin :1998:25 ).
     Setelah masa khulafaur rasyidin berakhir pemerintahan Islam berada di bawah kekuasaan Bani Umayyah, keluarga Bani Hasyim adalah pihak yang paling dirugikan. Hal tersebut di karenakan Bani Umayyah mengubah sistem peralihan kekuasaan Islam yang dekokratis menjadi dinasti yang turun temurun, terlebih lagi perlakukan Bani Umayyah kepada Ali bin Abi Thalib dan keturunan sangat diskriminatif. Atas alasan itulah maka beberapa tokoh dari Bani Abbas sangat berambisi merebut kekuasaan dari Bani Umayyah.
Proses Terbentuknya Daulah Abbasiyah

Proses Terbentuknya Daulah Abbasiyah



   Langkah pertama yang dilakukan oleh Bani Abbas dalammerebut kekuasaan dari Bani Umayyah adalah dengan propaganda yang di awali di kota Khurasan. Gerakan tersebut mereka sebut dengan gerakan dakwah yang berisi tentang gerakan anti Dinasti Umayyah. (Murodi, Dr.MA : Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah kelas VIII:2009:35).

    Gerakan propaganda tersebut dilakukan pada saat kekhalifahan dipegang oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang sebetulnya dalam melaksanakan pemerintahan bertindak adil dan ingin memulihkan hak asasi atas rakyatnya. Pada saat itu tidak boleh satupun warga negara berada di luar undang-undang atau hukum
negara. Kebiasaan mencaci maki kelompok Ali bin Abi Thalib dilarang, pejabat pemerintah yang tidak tunduk dan melakukan kesalahan harus dilaporkan kepada mahkamah tinggi yang diberi hak penuh untuk menghukum yang salah. Ketaqwaan dan kesalehannya patut menjadi teladan, dan kesibukan dalam hidupnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Oleh kaum Muslimin dia dipandang sebagai Khulafaur Rasyidin yang kelima (Syed Mahmudunnasir:Islam Konsepsi dan sejarahnya:2005:193).

     Kebijakan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang memberikan persamaan hak pada warga negaranya, dimanfaatkan oleh Bani Abbas untuk menggalang kekuatan dan selanjutnya mengambil alih kekuasaan dari tangan Dinasti Umayyah. Setelah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik meningal dunia, Dinasti Umayyah seolah menunggu kehancurannya. Sekitar abad ke-8 atau sekitar tahun 720 M, kelompok-kelompok yang merasa tidak puas terhadap pemerintahan Dinasti Umayyah terus bermunculan. Mereka terus melakukan pertentangan terhadap pemerintah Bani umayyah. Kelompok-kelompok tersebut antara laian :
a. Kelompok-kelompok muslim non-Arab (Mawali) yang memprotes keadaan mereka sebagai kelompok
    kelas dua di bawah muslim Arab;
b. Kelompok Khawarij dan syi’ah yang menganggap Dinasti Umayyah sebagai perampas khalifah;
c. Kelompok muslim Arab di Mekah, Madinah dan Irak merasa sakit hati atas status istimewa warga Suriah;
d. Kelompok muslim yang saleh baik Arab maupun Non-Arab memandang keluarga Dinasti Umayyah telah
    bergaya mewah dan jauh dari gaya hidup Islami.

     Pada tahun 749 M putra Marwan II dapat dikalahkan,kemudian Marwan memimpin langsung untuk mempertahankan dinastinya.Pada masa tersebut, tentara bani Abbas di bawah pimpinan Abdullah bin Ali berhasil mengalahkan tentara Dinasti Umayyah. Pada tanggal 30 Oktober 750 M Marwan II di temukan di Bushir, Mesir dan akhirnya mati di tangan pasukan Bani Abbas yang di pimpin oleh Abdullah bin Ali. Kematian Marwan II menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Umayyah di Damaskus. Abu Abbas As-Saffah kemudian dibaiat sebagai khalifah di Masjid Khuffah pada tahun 750 Masehi.
A. LATAR BELAKANG SEJARAH BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH

A. LATAR BELAKANG SEJARAH BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH

     Penggas pertama berdirinya Dinasti Abbasiyah adalah Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Abdil Manaf bin Hasyim. Nama Abbasiyah berasal dari kata Abbas dan Abbas itu nama dari keturunan Bani Hasyim, pamannya Nabi Muhammad SAW. Hasyim merupakan tokoh besar yang pertama-tama menggariskan kebijaksanaan mengirimlan kafilah dagang Mekkah ke utara pada musim panas dan ke selatan pada musim dingin. Dari keturunan Hasyim itulah lahir keluarga Abbas yang di sebut Abbasiyah dan keluarga Ali yang disebut Alawiyin. ( Ja’far Amir: Sejarah Khulafaur Rosyidin :1998:25 ).