Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Berdirinya Dinasti Abbasiyah



Penggas pertama berdirinya Dinasti Abbasiyah adalah Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Abdil Manaf bin Hasyim. Nama Abbasiyah berasal dari kata Abbas dan Abbas itu nama dari keturunan Bani Hasyim, pamannya Nabi Muhammad SAW. Hasyim merupakan tokoh besar yang pertama-tama menggariskan kebijaksanaan mengirimlan kafilah dagang Mekkah ke utara pada musim panas dan ke selatan pada musim dingin. Dari keturunan Hasyim itulah lahir keluarga Abbas yang di sebut Abbasiyah dan keluarga Ali yang disebut Alawiyin. ( Ja’far Amir: Sejarah Khulafaur Rosyidin :1998:25 ).
     Setelah masa khulafaur rasyidin berakhir pemerintahan Islam berada di bawah kekuasaan Bani Umayyah, keluarga Bani Hasyim adalah pihak yang paling dirugikan. Hal tersebut di karenakan Bani Umayyah mengubah sistem peralihan kekuasaan Islam yang dekokratis menjadi dinasti yang turun temurun, terlebih lagi perlakukan Bani Umayyah kepada Ali bin Abi Thalib dan keturunan sangat diskriminatif. Atas alasan itulah maka beberapa tokoh dari Bani Abbas sangat berambisi merebut kekuasaan dari Bani Umayyah.
Proses Terbentuknya Daulah Abbasiyah

Proses Terbentuknya Daulah Abbasiyah



   Langkah pertama yang dilakukan oleh Bani Abbas dalammerebut kekuasaan dari Bani Umayyah adalah dengan propaganda yang di awali di kota Khurasan. Gerakan tersebut mereka sebut dengan gerakan dakwah yang berisi tentang gerakan anti Dinasti Umayyah. (Murodi, Dr.MA : Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah kelas VIII:2009:35).

    Gerakan propaganda tersebut dilakukan pada saat kekhalifahan dipegang oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang sebetulnya dalam melaksanakan pemerintahan bertindak adil dan ingin memulihkan hak asasi atas rakyatnya. Pada saat itu tidak boleh satupun warga negara berada di luar undang-undang atau hukum
negara. Kebiasaan mencaci maki kelompok Ali bin Abi Thalib dilarang, pejabat pemerintah yang tidak tunduk dan melakukan kesalahan harus dilaporkan kepada mahkamah tinggi yang diberi hak penuh untuk menghukum yang salah. Ketaqwaan dan kesalehannya patut menjadi teladan, dan kesibukan dalam hidupnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Oleh kaum Muslimin dia dipandang sebagai Khulafaur Rasyidin yang kelima (Syed Mahmudunnasir:Islam Konsepsi dan sejarahnya:2005:193).

     Kebijakan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang memberikan persamaan hak pada warga negaranya, dimanfaatkan oleh Bani Abbas untuk menggalang kekuatan dan selanjutnya mengambil alih kekuasaan dari tangan Dinasti Umayyah. Setelah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik meningal dunia, Dinasti Umayyah seolah menunggu kehancurannya. Sekitar abad ke-8 atau sekitar tahun 720 M, kelompok-kelompok yang merasa tidak puas terhadap pemerintahan Dinasti Umayyah terus bermunculan. Mereka terus melakukan pertentangan terhadap pemerintah Bani umayyah. Kelompok-kelompok tersebut antara laian :
a. Kelompok-kelompok muslim non-Arab (Mawali) yang memprotes keadaan mereka sebagai kelompok
    kelas dua di bawah muslim Arab;
b. Kelompok Khawarij dan syi’ah yang menganggap Dinasti Umayyah sebagai perampas khalifah;
c. Kelompok muslim Arab di Mekah, Madinah dan Irak merasa sakit hati atas status istimewa warga Suriah;
d. Kelompok muslim yang saleh baik Arab maupun Non-Arab memandang keluarga Dinasti Umayyah telah
    bergaya mewah dan jauh dari gaya hidup Islami.

     Pada tahun 749 M putra Marwan II dapat dikalahkan,kemudian Marwan memimpin langsung untuk mempertahankan dinastinya.Pada masa tersebut, tentara bani Abbas di bawah pimpinan Abdullah bin Ali berhasil mengalahkan tentara Dinasti Umayyah. Pada tanggal 30 Oktober 750 M Marwan II di temukan di Bushir, Mesir dan akhirnya mati di tangan pasukan Bani Abbas yang di pimpin oleh Abdullah bin Ali. Kematian Marwan II menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Umayyah di Damaskus. Abu Abbas As-Saffah kemudian dibaiat sebagai khalifah di Masjid Khuffah pada tahun 750 Masehi.